Teori Mengurangi Ketidak Pastian (Uncertainty Reduction Theory)

A.  MENJELASKAN
Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan ketidakpastian, terkadang juga disebut Initial interction theory. Teori ini diciptakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975. Tujuan mereka dalam mengkonstruksikan teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antara orang asing yang terikat dalam percakapan mereka bersama.
Versi umum dari teori ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam perjumpaan pertama yaitu: Cognitive dan behavioral.
·  Cognitive uncertainty merupakan tingkatan ketidakpastian yang diasosiasikan dengan keyakinan dan sikap.
·  Behavioral uncertainty, dilain pihak berkenaan dengan luasnya perilaku yang dapat diprediksikan dalam situasi yang diberikan.
Selanjutnya Berger dan Calabrese (1975) berpendapat bahwa uncertainty reduction memiliki proses yang proaktif dan retroaktif. Uncertainty reduction yang proaktif yaitu ketika seseorang berpikir tentang pilihan komunikasi sebelum benar-benar terikat dengan orang lain. Uncertainty reduction yang retroaktif terdiri dari usaha-usaha untuk menerangkan perilaku setelah pertemuan itu sendiri.[1]
Berger dan Calabrese menyatakan bahwa ketidakpastian dihubungkan dengan tujuh konsep lainnya yang berakar pada komunikasi dan perkembangan hubungan. Tujuh konsep itu adalah: verbal output, nonverbal warmth (seperti misalnya nada bicara yang menyenangkan), pencarian informasi (menanyakan pertanyaan), self-disclosure (menyampaikan bagian dari informasi tentang diri sendiri pada orang lain), reciprocity (pertukaran) disclosure, persamaan, dan kegemaran.
Dari aksioma dan teorema URT ditempatkan sebagai pergerakan dinamis dari hubungan antar pribadi dalam initial stage nya.
B. MERAMALKAN
Teori mengurangi ketidak pastian ini membahas proses dasar bagaimana kita memeperoleh pengetahuan mengenai orang lain. Ketika kita bertemu dengan orang yang belum kita kenal maka biasanya banyak pertanyaan yang muncul di kepala kita, siapa dia? Mau apa? Bagaimana siafatnya, dan seterusnya?. Kita tidak memeliki jawaban pasti dan kita mengalami ketidakpastian, dan kita mencoba untuk mengurangi ketidakpastian ini. [2]
Menurut Berger, orang mengalami periode yang sulit ketika menerima ketidakpastian sehingga ia cenderung memperkirakan perilaku orang lain, dan karenanya ia akan termotivasi untuk mencari informasi mengenai orang lain itu. Namun sebenarnya, upaya untuk mengurangi ketidakpastian inilah yang menjadi salah satu dimensi penting dalam membangun hubungan (relationship) dengan orang lain.
Ketika kita berkomunikasi, menurut Berger, kita membuat rencana untuk mencapai tujuan kita, kita merumuskan rencana bagi komunikasi yang akan kita lakukan denga orang lain berdasarkan atas tujuan dan informasi atau data yang telah kita miliki. Semakin besar ketika pastian maka kita akan semakin berhati-hati, kita akan semakin mengandalkan pada data yang kita miliki. Jika ketidak pastian itu semakin besar, maka kita akan semakin cermat dalam merencanakan apa yang akan kita lakukan. Pada saat kita merasa sangat tidak pasti mengenai orang lain maka kita mulai mengalami krisis kepercayaan terhadap rencana kita sendiri dan kita mulai memuat rencana cadangan atau rencana alternatif lainnya dalam hal kita memberikan respons pada orang lain.[3]
Berger dan Calabrese yakin bahwa ketika orang -orang asing pertama kali bertemu, mereka mula-mula meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi dalam usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi mereka. Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk forecast pilihan perilaku yang mungkin bisa dipilih dari kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi partner relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan explanation merupakan dua konsep awal dari dua subproses utama pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction).
Terdapat tujuh kebenaran yang ditarik dari penelitian sebelumnya dari teori mengurangi ketidak pastian.[4]
1.  Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada permulaan fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal akan meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negative antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.
2.  Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negative.
3.  Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan menungkatnya perilaku pencarian infromasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukan hubungan yang positif antara dua konsep tersebut.
4.  Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi. Aksioma ni memeprlihatkan hubungan yang negative antara ketidakpastian dan tingkat keintiman.
5.  Ketidkapastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkay resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang positif terjadi disini.
6.  Kemiripan di antara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menyakan sebuah hubungan yang negative.
7.  Peningkatan ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan; penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Ini merupakan hubungan negative.
C. PANDANGAN
1.  MASA LALU
Teori ini berasal dari tradisi sosiopsikologi yang merupakan karya dari Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975.
Teori  beranggapan bahwa ketika orang -orang asing pertama kali bertemu maka mereka mengalami proses ketidak pastian terhadap satu sama lainya, sehingga meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi dalam usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi mereka.

2.  MASA SEKARANG
Ketika mereka mereka merasakan ketidak pastian itu semakin besar maka kita akan semakin hati-hati dan cermat dalam merencanakan apa yang akan kita lakukan, dan kita juga mulai memuat rencana cadangan atau rencana alternatif lainnya dalam hal kita memberikan respons pada orang lain.
Sehingga manusia akan mengumpulkan informasi mengenai orang lain untuk mengurangi rasa ketidak pastiannya.
3.  MASA DEPAN
Dengan mengamalkan teori mengurangi ketidak pastian maka manusia dapat memahami lebih baik kemungkinan perilaku seseorang, dan juga agar memiliki ide lebih baik mengenai apa yang diharapkan dari perilaku seseorang. Sehingga proses komunikasi akan lebih efektif.
D. STRATEGI
Dalam upaya mengurangi ketidak pastian terhadap orang lain. Maka Berger mengatakan, orang dapat menempuh berbagai cara dalam mendapat informasi mengenai diri orang lain guna mengurangi ketidak pastian. Namun secara umum berbagai cara itu dapat disederhanakan menjdai tiga strategi, yaitu: (1) strategi pasif; (2) strategi aktif; (3) strategi interaktif. Kita menjalankan strategi pasif jika kita hanya melakukan pengamatan saja, sebaliknya jika kita secara aktif mencari informasi, maka kita melakukan strategi aktif. Strategi interaktif mengandalakan komunikasi secara langsung dengan orang lain tersebut.
Manusia akan memberikan perhatian kepada orang di waktu pertama kali berinteraksi dengan orang baru, sehingga ia tertarik untuk meningkatkan kemampuannya untuk mengumpalkan informasi mengenai orang lain. Dan ketika rasa ketidak pastiannya semakin tinggi manusia akan membuat rencana cadangan dalam mengurangi rasa ketidak pastiannya. Apa bila informasi terhdapat orang lain sudah didapatkannya maka ia akan menentukan keputusan terhadap seseorang. Dan kemudian dia akan menentukan tindakan yang tepat dalam melakukan hubungan dengan orang yang baru ia kenal.
E.  KESIMPULAN
Berdasarkan urain yang saya jelaskan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa teori mengurangi ketidak pastian (Uncertainty reduction theory) dapat dikatan sebagai teori yang sah dan bukan asumsi.


DAFTAR PUSTAKA
Morrisan & Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi, Tentang komunikator, pesan, percakapan, dan hubungan, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2009.


[2] [2] Morrisan & Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi, Tentang komunikator, pesan, percakapan, dan hubungan (Jakarta, Ghalia Indonesia, 2009), h.131.

[3] Ibid, h. 131.
Teori Mengurangi Ketidak Pastian (Uncertainty Reduction Theory) Teori Mengurangi Ketidak Pastian  (Uncertainty Reduction Theory) Reviewed by Komhum on February 15, 2012 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.